Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

rembulan pudar

Kepada kau yang kusebut rembulan Berwujud manusia bak cahaya Bagimu mungkin ini terlalu berlebihan Tapi bagiku ini suatu keagungan Kau berjuang tuk kenalkanku apa itu kehidupan Kau ajari apa itu tuhan Kau ajari tuk menjadi seorang sukseswan Mungkin saja dirimu tidaklah seberapa Tapi semangatmu tuk ajarkanku tak terkalahkan Aku mungkin tak mengerti caramu mendidik Ku acuhkan bagai debu terbawa angin Aku mungkin tak tahu betapa pedih insanmu saat itu Kini ku baru tersadar Bahwa yang lalu kau seperti itu supaya aku menjadi sosok yg mutu Mungkin aku terlalu bodoh saat itu Aku menganggap dirimu yg cerewet selalu mengaturku Tapi saat ini aku rindu Aku rindu bagaimana dahulu kau mengomeliku Aku rindu bagaimana kau menasehatiku Tapi, nasi sudah menjadi bubur Kini kau sudah tenang di alam kubur

intoleran republika

Mengapa toleran di negeri ini seakan sirna Agama satu dan agama lainnya berupaya menguasai negara Kemana yang dinamakan bhinneka tunggal ika? Kemana perginya sikap toleransi diantara mereka? Mengapa mereka masih saja memaksa kehendaknya demi tercapai segala citanya? Lalu, apa salah mereka yang tidak bersependapat dengannya? Apa pantas mereka dihina? Mereka dan kita sama, mempunyai hak berpendapat sesuai dengan persepsinya Tidak bisa kalian dan pasukan memblokade mereka untuk sependapat dengan apa yang kalian pikirkan Mengapa kalian tidak menciptakan damai saja? Mengapa kalian selalu membawa nama negara untuk kepentingan semata?  Negara ini tumbuh tidak hanya dari satu agama Negara ini tumbuh dari berbagai kaum dan agama yang punya cita nan jua Tapi mengapa kalian begitu tega memecah belah pertiwi yang tak berdosa Mengapa kalian terlalu egois memirkan kelompok kalian saja? Kita semua manusia hina, tak berdaya dan tak punya apa-apa Jabatan, kuasa hanya sementara Untuk ap