Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

si dungu#2

Kala mentari menyongsong fajar. Burung berkicau menjadi latar. Kala ayam berkokok berpaut sama. Kala tanda mulai biasa. Tapi tidak padaku. Si dungu yang tertaut  rindu. Rindu yang terbesit didasar kalbu. Yang tergurat sebab goresan lalu.

---

Mentari kokoh mulailah pulang. Senja kelabu perlahan pamit. Menatap sendu bernada pilu. Mengingatkan tentang aksara rindu. Ya, benar. Aksara yang muncul karena mencandu.  Terbayang selalu dalam dekapmu. Mendekap hangat jiwa yang fana. Mengisi hati yang dulu pernah luka. Terluka karena goresan dusta. Kau datang membawa cinta. Kau mengubah segalanya. Tapi itu tak nyata. Kau ternyata sama. Kau ciptakan goresan luka. Kau pendusta tingkat sempurna. Kau hanya datang sekejap mata. Melewat cepat layaknya kilat. Yang meninggalkan rindu keparat .

pengagum rahasia

Kau, pengisi kalbu yang tercipta dari gundukan rindu. Telah lama ku memendam rasa cinta.  Memandang dari jauh itu hanya yang ku bisa. Mencari tentangmu itu mungkin menjadi hobiku. Aku tahu, mungkin kau tak akan mengerti rasa cintaku. Rasa cinta yang tertumpuk bagaikan tumpukan garam di lautan. Semua terasa hampa dan fana. Kau tak mungkin peduli akan cintaku. Karena kau anggap aku hanya benalu.

si dungu

Aku, si dungu yang punya biasa menunggu. Aku, si dungu yang rela menunggu padahal telah tahu jawabnya.  Aku, si dungu yang selalu percaya akan semua janji manismu. Aku, si dungu yang tak pantang kata berhenti. Aku, si dungu yang masih percaya akan tipuan cinta. Aku, si dungu yang tercandu dalam naungan kata rindu.  Aku, si dungu yang terenyah lautan sendu. 

2 maret 2003

2 maret 2003, kejadian yang takan pernah terlupa. Tangisan duka terjadi saat itu.  Tapi aku tak tau apa yang sedang terjadi. Ibu bilang, ayah telah pergi,tapi ku tak mengerti.  Aku terbilang kecil untuk mengerti.  Aku bungkam seribu kata, harus bagaimana pun tak tau.  Berdiam diri menepis bingung.  Entah harus apa aku berbuat.  Hanya bisa berdiam melihat keadaan.  14 tahun telah berlalu, setelah besar aku baru tahu, bahwa ayah pergi tuk meninggalkanku. Pergi meninggalkan semua kehidupan di dunia ini. Saat ini genap 14 tahun setelah kepergiannya.  Aku merindu sentuhan kasih dirinya.  Aku rindu guyonan receh yang membuat gelak tawa.  Aku ingin merasakan hal indah ini seutuhnya. Aku ingin memutar waktu agar aku bisa membangkitkannya.  Tapi itu semua fana, semua telah ditata,tidak akan bisa diulang.  Saat ini ku hanya bisa berharap membayangkan jika dirinya masih ada. Tapi aku disini harus tegar, karena aku tak ingin ayah pun ikut terlarut dalam kesedihan.